Ngidam

By Info Ummi - 20.11






Ngidam
Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan makanan atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Keinginan ini sangat kuat dan (katanya) hampir tak terbendung, sehingga meski sangat aneh dan sulit dipenuhi, suami akan berusaha keras memenuhinya. Misalnya seorang ibu yang ngidam jambu monyet maka dalam benaknya makanan paling enak adalah jambu monyet dan tidak akan makan selain jambu monyet. Ngidam kenanga maka setiap hari ia akan meminta bunga kenanga seolah hari itu tak akan bergairah sebelum mencium bau kenanga.

Fakta
  1. Secara Psikologis
Diduga kuat ngidam hanyalah peristiwa psikologis. Kehamilan adalah kesempatan ibu untuk bermanja kepada suami, perubahan psikis yang diakibatkan oleh perubahan hormon. Saat hamil, suami ingin menunjukkan jiwa perjuangannya kepada isteri sehingga apapun permintaan istri akan dipenuhi. Kondisi ibu hamil pertama jika asupan gizi sebelum hingga awal kehamilan kurang bagus memang menyebabkan ia kalah dengan system perubahan hormon dalam tubuhnya. Kekalahan ini menjadikan ibu kepayahan, nafsu makan menurun drastis, dan ketergantungan. Hal ini diperparah dengan sering muntah sehingga tak satupun makanan yang masuk perut. Maka untuk sekedar mengisi lambung, ia akan membayangkan makanan aneh yang menurutnya paling nikmat. Tetapi begitu makanan diberikan, ibu tak akan menghabiskannya karena secara biologis memang tidak butuh (kedondong, mangga muda, dll). Yang dibutuhkan adalah makanan tinggi kalori dan protein.

Meskipun ngidam dianggap sebagai peristiwa psikologis, hal inipun tidak serta merta boleh dibiarkan. Sebisa mugkin dihindari karena saat awal kehamilan adalah saat di mana isteri maupun suami harus sama-sama berjuang, sama-sama berpikir rasional dan terencana.


  1. Secara Medis-Biologis
Sebagian besar dokter yang pernah kami kenal, beberapa dietesien (ahli gizi) yang kami temui, dan sekian literatur yang kami baca tidak membenarkan secara ilmiah adanya ngidam sebagai peristiwa medis-biologis. Di awal kehamilan, memang ibu butuh asupan makanan lebih banyak, terutama kehamilan dengan gejala emesis (muntah-muntah). Yang dibutuhkan adalah makanan dengan gizi tinggi dan terukur. Tetapi, ketika ngidam, makanan yang diinginkan justru yang kurang bergizi (mangga mentah, kedondong, kulit melinjo, bau-bauan, dsb), itupun tidak dihabiskan jika disodorkan. Ngidam bukannya menambah gizi, justru dapat mengacaukan asupan makanan ibu yang berujung pada menurunnya kualitas pertumbuhan janin.

Memang ada tulisan yang memperkirakan bahwa ngidam sebagai peristiwa kekurangan unsur tertentu dalam tubuh sehingga sang ibu akan selalu ingin memakan makanan yang mengandung unsur yang dibutuhkan tersebut. Misalnya, seorang Ibu yang ngidam wortel. Dalam wortel terkandung vitamin A. Ini menunjukkan bahwa ibu sedang kekurangan vitamin A karena ia harus berbagi vitamin A dengan janinnya untuk pertumbuhan mata janin. Keinginan untuk selalu makan wortel ini muncul secara alami karena si ibu memang ‘haus’ vitamin A.

Namun, pernyataan tersebut banyak mendapat bantahan.
Zat kritis yang dibutuhkan selama masa kehamilan di antaranya adalah Fe (zat besi) dan folat,sedangkan makanan yang mengandung Fe dan Folat adalah sayuran hijau. Kalau begitu, mengapa kita tak pernah mendengar seorang ibu hamil yang ngidam bayam?

Satu dari seratus Ibu hamil beresiko kekurangan Yodium karena janin (pada trimester pertama) tidak bisa mendapatkan Yodium dari kelenjar Tyroidnya sendiri. Maka iapun mengambil Yodium dari kelenjar Tyroid ibunya sehingga ibunya ‘haus’ Yodium. Yodium terdapat dalam ikan, mengapa kita dengar sang ibu yang ngidam ikan?

Jadi, para ilmuwan sepakat bahwa ngidam dapat mengacaukan asupan gizi ibu yang akhirnya dapat memperburuk kondisi janin.


3. Secara Aqidah
Ngidam hampir tidak menyentuh persoalan aqidah. Namun perilaku ini tidak banyak manfaatnya, bahkan bernilai mudharat. Rasulullah menyuruh kita bersikap wajar dan meninggalkan perilaku yang mudharat. Kriteria halal dan Thoyyib (bergizi) tetap menjadi ketentuan dalam konsumsi sehat seorang muslim.

Kesimpulan :

Ngidam lebih cenderung merupakan peristiwa psikologis, bukan biologis. Ibu yang kurang siap hamil lebih rentan untuk ngidam. Seorang ibu yang tidak berpikiran ngidam, asupan gizi sebelum hamil bagus atau mentalnya tertata Insya Alloh tidak akan ngidam dalam setiap kehamilannya. Seorang ibu hamil yang terlanjur berkeinginan kuat untuk ngidam pun sesungguhya dapat ditahan. Cobalah
 
Source : Buku Ensiklopedi Calon Ibu, Yazid Subakti, S.Si & Deri Rizki Anggarani,S.Gz
Ilustrasi Gambar : tamanlangit11.blogspot.com 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar